SUMMARY: Contoh Kata Pengantar Skripsi Tesis Penelitian

Pengertian Kata Pengantar

Kata pengantar biasanya berisi dan sangat berkaitan dengan asal-usul, tujuan, batasan, dan ruang lingkup buku, proposal, penelitian, skripsi dll, dan mungkin juga didalam kata pengantar termasuk pengakuan hutang, pengantar yang berhubungan dengan subjek buku, proposal, penelitian, skripsi juga tertulis bagaimana menunjukkan sudut pandang yang akan diadopsi oleh pembaca. kata pengantar bukan merupakan bagian dari halaman dan sistem penomoran halaman.


Tujuan dari kata pengantar adalah

Untuk berbicara mengenai bagaimana anda menulis, tapi usahakan gunakan kata-kata yang dapat membantu menarik pembaca.


Untuk memberikan kerangka kerja

Secara singkat untuk memberikan, pendapat utama atau sudut pandang anda tentang subjek tersebut.


Memang sebagian orang wuryantoro berpendapat tidak penting membaca kata pengantar dan sebagian yang lain mengatakan itu penting karena ini adalah hal pertama yang dilihat pembaca.

Contoh Kata Pengantar

Unsur-unsur pada contoh kata pengantar berikut menyertakan ruang lingkup, tujuan, batasan, dan bahkan beberapa terima kasih kepada orang-orang yang penting.

Prestasi Adalah

Untuk mengetahui sejauh manakah kemajuan anak maka dilakukan penilaian. Sehingga setiap usaha pendidikan harus diikuti dengan penilaian. Pada umumnya penilaian guru dirumuskan ke dalam sebuah daftar nilai atau rapor dan diberikan kepada anak didik secara periodik. Penilaian yang dirumuskan dalam rapor inilah merupakan suatu prestasi belajar yang dicapai oleh anak didik atau siswa setelah menempuh belajar dalam jangka waktu tertentu.

Prestasi menurut Zainal Arifin (1990:3) ”Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Belajar dapat diartikan sebagai bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Jika kedua hal tersebut digabungkan maka prestasi belajar adalah merupakan hasil usaha yang dapat berupa kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang setelah adanya perubahan/pertumbuhan yang dinyatakan dalam tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Selain itu, prestasi belajar dapat diartikan pula sebagai penguasaan pengetahuan yang dicapai siswa yang hasilnya ditunjukkan melalui nilai atau angka yang diberikan guru dalam suatu periode tertentu.

Kemampuan kognitif adalah kemampuan intelektual siswa seperti yang ditampakkan dalam menyelesaikan soal – soal matematika, menyusun suatu karangan, atau dalam memecahkan berbagai jenis soal yang membutuhkan “pemikiran”. Jadi kata “kognitif” dapat diganti dengan “intelektual” atau “serebral”. (W James Popham dan Eva L Baker Terjemahan Amirul Hadi dkk, 1992: 27)

“Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan atau melibatkan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, juga suatu proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang serta hasil perolehan pengetahuan”. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996: 611).

Footnotes

[2]Kemampuan Kognitif

[3] Prestasi Adalah

TEORI BELAJAR

Sudah sejak lama tertanam dalam diri peserta didik bahwa belajar yang pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari pengajar (guru), dengan demikian mereka beranggapan sebenarnya bahwa pengajar (guru) adalah sumber belajar yang utama buat mereka. Padahal sebenarnya belajar itu tidak hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran formal di sekolah tetapi pembelajaran dapat dilakukan di luar sekolah. Teori belajar yang pada dasarnya adalah deskripsi tentang bagaimana terjadinya pembelajaran atau bagaimana peserta didik mendapatkan informasi dan kemudian bagaimana informasi diproses dalam benak peserta didik. Belajar yang pada dasarnya bukan peristiwa yang akan terjadi dalam perilaku yang akan dapat diamati, tetapi proses-proses mental untuk memahami lingkungan mereka sendiri. Belajar yang pada dasarnya merupakan proses untuk membantu perkembangan keterampilan berpikir (Jufri, 2013:44).
 
Kecakapan berpikir adalah salah satu aspek kecakapan hidup yang benar-benar perlu dilihat dan dikembangkan melalui proses pendidikan. Seseorang berpikir keterampilan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga belajar menjadi dasar seseorang berpikir pengembangan keterampilan. Ada suatu pendapat lain tentang belajar yang dikemukakan oleh Mahmud (2012: 61) bahwa belajar adalah suatu proses yang akan dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Jika didasarkan pada beberapa pendapat tersebut diatas dapat kita simpulkan sebenarnya bahwa belajar adalah merupakan perubahan perilaku peserta didik dalam bentuk sikap, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan kecakapan akibat pengalaman peserta didik tersebut dalam hal berinteraksi dengan lingkungan mereka. Perubahan perilaku tersebut akan terlihat pada kehidupan sehari-harinya.

Terdapat begitu banyak teori belajar yang berhubungan tentang penelitian pengembangan dan basis pembelajaran Project Based Learning (PjBL) diantaranya adalah:

Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Para Ahli

Telah ditemukan teori-teori baru dalam psikologi pendidikan yang akan dikelompokkan ke dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori belajar konstruktivisme menurut para ahli ini menyatakan sebenarnya bahwa peserta didik harus mampu menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi peserta didik agar benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan suatu masalah, menemukan segala sesuatu untuk diri mereka sendiri, berusaha dengan kerja keras untuk dapat memunculkan ide-ide yang baru. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).
Teori Belajar


Teori belajar menurut para ahli, teori konstruktivis ini prinsip mendasar yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah sebenarnya bahwa pengajar (guru) tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Tetapi peserta didik harus mampu membangun sendiri pengetahuan di dalam benak mereka. Pengajar (guru) dapat memberikan bantuan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Pendidik (guru) dapat memberi peserta didik anak tangga dan membawa peserta didik kepemahaman yang akan lebih tinggi dengan catatan peserta didik sendiri dan harus memanjat anak tangga tersebut (Nur, 2002: 8)

Secara prinsip Project Based Learning (PjBL) mendorong peserta didik membangun pengetahuan peserta didik melalui proses percobaan, pengamatan, dan pengalaman dalam pembuatan sebuah proyek. Atas dasar inilah, penerapan kontruktivisme dalam pembelajaran berbasis PjBL mendorong peserta didik agar bisa mampu meng-kontruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.

Teori Belajar Piaget

Piaget cit. Paul Suparno (2006) menyebutkan bahwa jika menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan merupakan bentukan (kontruksi) sendiri yang sedang menekuninya. Bila yang sedang menekuni adalah peserta didik maka pengetahuan itu merupakan bentukan peserta didik sendiri. Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, yang akan memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

Belajar pengetahuan menurut Piaget cit. Dimyati dan Mudjiono (2002) ada tiga fase antara lain:
  1. fase eksplorasi, peserta didik mempelajari gejala dengan bimbingan; 
  2. fase pengenalan, konsep peserta didik mengenal konsep yang akan ada hubungannya dengan gejala; 
  3. fase aplikasi, konsep peserta didik menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.

Secara singkat Piaget cit. Dimyati dan Mudjiono (2002) menyarankan agar dalam pembelajaran pendidik (guru) memilih masalah yang akan berciri kegiatan prediksi, eksperimentasi dan eksplanasi.

Menurut teori belajar Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang akan baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan utama
Sensorimotor Lahir sampai 2 tahun Terbentuknya konsep "kepermanenan obyek" dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif ke prilaku yang akan mengarah kepada tujuan.
Pra operasional 2 sampai 7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Operasi Kongkrit 7 sampai 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berfikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Operasi Formal 11 tahun sampai dewasa Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.

Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky menyampaikan pendapat yang sama seperti Piaget, bahwa peserta didik membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan peserta didik sendiri melalui bahasa. Teori Vygotsky lebih menekankan kepada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa sebenarnya proses pembelajaran itu akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yaitu suatu daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini (Rodi, 2015: 23)
Baca Juga: Ketimpangan Sosial
Alur Penelitian

Pada Teori Belajar Vygotsky memiliki konsep tingkat pengetahuan atau pengetahuan berjenjang yang disebut scaffolding. menurutnya scaffolding ini yang akan berarti memberikan kepada seorang individu sejumlah bantuan besar selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang akan semakin besar setelah mampu mengerjakan sendiri.

Bantuan yang akan diberikan pendidik (guru) dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang akan memungkinkan peserta didik dapat mandiri. Vygotsky menyampaikan tiga kategori pencapaian peserta didik dalam usaha mereka memecahkan permasalahan, yaitu:

  1. peserta didik mencapai keberhasilan dengan baik; 
  2. peserta didik mencapai keberhasilan dengan bantuan; 
  3. peserta didik gagal meraih keberhasilan.

Scaffolding, berarti usaha pendidik (guru) untuk membimbing peserta didik dalam usaha mereka mencapai keberhasilan. Dorongan pendidik (guru) sangat dibutuhkan agar pencapaian peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.

Konstruktivisme Vygotsky memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam konteks sosial budaya. Proses penyesuaian itu sebanding dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra-individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, konstruktivis Vygotsky lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual.

Berdasarkan teori Vygotsky di atas, maka diperoleh keuntungan jika:
  1. anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimal mereka atau potensi mereka melalui belajar dan berkembang; 
  2. pembelajaran perlu dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensial mereka dari pada tingkat perkembangan aktual mereka; 
  3. pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermental mereka dari pada kemampuan intramental mereka; 
  4. anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintregrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajari mereka dengan pengetahuan prosedural yang akan dapat digunakan untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah; 
  5. proses belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakan konstruksi (membangun), yaitu suatu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama antar semua pihak yang akan terlibat di dalam mereka.

Kurniawan (2013: 17) menerangkan bahwa Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik, dan serta dialog/ komunikasi verbal dengan individu lain. Penerapan teori pembelajaran Vygotsky bertolak pada pentingnya interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik yaitu peserta didik yang akan belajar dalam kelompok kecil dapat mengkonstruksikan gagasan-gagasan dalam memecahkan permasalahan yang akan dihadapi. Para peserta didik dalam tahap ini diharapkan dapat bertukar pendapat atau pemikiran selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga akan diperoleh solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang akan dihadapi.

Penerapan pembelajaran berbasis Project Based Learning (PjBL) sejalan dengan teori belajar Vygotsky karena dalam PjBL peserta didik dituntut untuk bertukar informasi dalam dan antar kelompok. peserta didik mendapat kesempatan untuk mengintegrasikan kemampuan deklaratif dan pengetahuan peserta didik terbangun dalam proses diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas eksperimen atau pembuatan proyek.

Teori Belajar Menurut Bruner


Salah satu model intruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan. Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Trianto, 2008: 56).

Bruner dalam Hamid (2011: 11) menyatakan belajar adalah bagaimana seorang memilih, mempertahankan, dan mentrasformasikan informasi secara aktif. Selama proses belajar berlangsung murid dibiarkan mencari dan menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Menurut Bruner, proses belajar siswa tersebut melibatkan tiga hal yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu:
  1. memperoleh informasi baru, 
  2. transformasi informasi, 
  3. menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. 

Pada teori belajar menurut Bruner menyarankan agar para peserta didik hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen yang mengijinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.

Profesi

Apakah salah satu dari anda belum pernah tahu apa sebenarnya yang dimaksud dengan profesi itu ? atau Apa makna profesi yang sebenarnya ? Artikel ini mudah-mudahan dapat membantu anda menjawab rasa keingin tahuan anda tentang pengertian profesi atau definisi profesi.
 

Pengertian Profesi

 
Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual. Sedangkan definisi profesi secara umum, profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Ini dapat diartikan bahwa profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain.
 
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu. Dan profesionalisme didefinisikan sebagai karakter, spirit, atau metode profesional yang juga mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan untuk menjadi profesional.
 
Profesionalisasi merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik ke arah suatu profesi (Kelly & Joel, 1995; Lindberg, Hunter & Kruszewski, 1994)
 
Pengertian Profesi yang lain adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat (Schein, E.H,1962).
 
Menurut Daniel Bell (1973) arti dan makna profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh kelompok/badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan keterampilan teknis dan moral.
 
Melalui empat tahapan menurut Hall,1968 suatu pekerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi jika terpenuhi syarat-syarat berikut :
 
  1. Memperoleh badan pengetahuan (body of knowledge) dari institusi pendidikan tinggi (institution of higher learning)
  2. Menjadi pekerjaan utama (full-time occupation)
  3. Membentuk organisasi profesi
  4. Menyusun kode etik

Karakteristik Profesi


Karakteristik suatu profesi, seperti yang dirumuskan oleh Abraham Flexner (1915) adalah Aktivitas intelektual, Berdasarkan ilmu dan belajar, Untuk tujuan praktik dan pelayanan, Dapat diajarkan, Terorganisasi secara internal, Altruistik. Sedangkan disebutkan oleh Greenwood, E (1957) lima karakteristik suatu profesi, yaitu: Teori yang spesifik (systematic theory), Otoritas (authority), Wibawa/martabat (prestige), Kode etik (code ofethics), Budaya profesional (professional culture).
 
Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah:
  1. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber penghasilan utama;
  2. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap kariernya;
  3. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama;
  4. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori;
  5. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien;
  6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien;
  7. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri. Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya;
  8. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan batasan peraturan untuk profesi;
  9. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus;
  10. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien.

Kegiatan Belajar Kelompok

Melalui belajar kelompok telah memberi banyak bukti ternyata motivasi belajar peserta didik dapat bertambah. Jika salah satu atau dua teman dalam kelompoknya yang memiliki kepintaran atau kecerdasan sedikit lebih baik dari yang lainnya, sudah barang tentu peserta didik akan meningkat termotivasi dan paling tidak atau minimal mau belajar dari yang lebih baik, dengan tujuan untuk mengambil beberapa ilmu atau sebanyak mungkin ilmu.

Meskipun pada hakikatnya tidak seluruh kegiatan belajar kelompok merupakan atau dapat dikatakan sebagai cooperative learning, pernyataan ini pernah dijelaskan dan disampaikan oleh Abdulhak tahun 2001 hal:19 sampai dengan 20 menyatakan dalam bukunya yang intinya adalah “pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri“.

Manfaat belajar kelompok bersama teman

Umumnya peserta didik akan menentukan waktu dan jam untuk kegiatan belajar kelompok mereka. Dan biasanya tempat yang dipilih untuk melaksanakan belajar kelompok bersama teman bergantian dan tidak menetap di suatu tempat. Salah satu teman menjadi pemimpin untuk sebagian teman yang lain. Pemimpin dipilih biasanya karena dianggap mampu untuk tetap dapat mejaga persahabatan antar teman. Ketua belajar kelompok juga akan mengarahkan kemana arah kegiatan yang akan dilaksanakan di kelompoknya.

Di beberapa sekolah biasanya sangat banyak dibuat kelompok untuk belajar kelompok. Kelompok-kelompok belajar yang sebagian besar dibentuk yang diprakarsai oleh guru mereka, bertujuan untuk melatih peserta didik secara intensif kemampuan para peserta didik mengenai bab-bab pada beberapa mata pelajaran tertentu.

Manfaat belajar kelompok dalam meningkatkan prestasi siswa

Melalui dibentuknya kelompok belajar kelompok para peserta didik akan terlatih untuk memecahkan beberapa masalah-masalah dan persoalan secara bersama-sama melalui banyak model yang merangsang melakukan transaksi sosial-psikologis.

Berbagai kegiatan-kegiatan sekolah seperti ekstra kurikuler, belajar kelompok hanyalah sebuah hal untuk dijadikan sarana penting guna menjadi mulus jalan yang akan digunakan untuk terwujudnya “cita-cita” dan prestasi siswa.

Manfaat belajar kelompok bersama teman teman sekolah

Selain manfaat-manfaat diatas, manfaat belajar kelompok yang lain seperti membantu teman-teman sekolah untuk mengingat-ingat materi pelajaran lebih baik lagi.

Teman-teman sekolah dapat membantu menerangkan dan menjelaskan bab-bab mata pelajaran yang dianggap sangat sulit, juga sekaligus menjadi suatu tempat dan sarana teman-teman sekolah untuk bersosialisasi.

apa manfaat belajar kelompok bagi siswa ?

Beberapa manfaat yang bisa diambil siswa melalui kegiatan belajar kelompok antara lain :

Belajar kelompok bertujuan guna meningkatkan motivasi dan minat belajar, membaca, berdiskusi, dan berbicara atau menyampaikan pendapat di depan umum dalam hal ini teman-teman anggota kelompok belajar.
Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama menggunakan metode diskusi.

manfaat belajar kelompok menurut para ahli

Beberapa ahli mengelompokkan manfaat dari belajar kelompok antara lain:

Menurut pendapat ahli Belajar kelompok hanyalah sebuah media dan sarana bagi para siswa guna dapat meningkatkan kemampuan individunya.

Belajar kelompok bersama dengan teman-teman yang dilakukan teratur serta sungguh-sungguh bisa membantu dan meringankan beban tugas siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas dari guru disekolah.

Manfaat belajar kelompok yang efektif

Sering dari kita mendengar sebuah kalimat yang menyatakan “Jika ada dua kepala akan menjadi lebih baik daripada satu?”. Kalimat ini bisa menjadi dibenarkan jika saat dalam kondisi belajar. Belajar secara berkelompok sangat memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan kebebasan intelektual lebih sehingga menjadi sangat efektif.
Apa dan Sebutkan manfaat belajar kelompok ?

Setelah membaca uraian dan penjelasan diatas tentu kita akan mudah menjawab apa saja manfaat belajar kelompok itu? salah satu yang terpenting adalah kebebasan intelektual, bahwa setiap anggota kelompok belajar secara bersama-sama memecahkan sebuah persoalan dengan pendapat yang berbeda-beda, sehingga interaksi sosial terjadi disini.
Jelaskan manfaat belajar kelompok !

Setelah melakukan kegiatan belajar kelompok siswa dapat mengambil beberapa manfaat dari belajar kelompok, dan merasakan perbedaan antara belajar sendiri dan belajar kelompok, sehingga dapat disimpulkan dan dijelaskan bahwa manfaat belajar kelompok salah satunya adalah Jika siswa secara rutin melaksanakan kegiatan belajar kelompok maka penyerapan ilmu dan pemahaman materi oleh siswa akan menjadi lebih mudah.

BESI KONSTRUKSI: Produksi Pagar Harga Kanopi Pipa

Kebutuhan beberapa bangunan rumah layaknya sebuah perumahan pastinya mengandalkan jasa kontruksi besi untuk pembuatan Kanopi, pagar besi ataupun pintu rolling door yang digunakan untuk garasi rumah bahkan juga pembuatan terali jendela dan pintu, belum lagi jasa pembuatan awning baik untuk besar maupun ukuran kecil. Oleh karena itu peluang usaha kerjasama kontruksi besi memang tidak dapat dipandang sebelah mata mengingat potensinya yang bisa dikatakan potensial, apalagi untuk anda yang ahli di bidang kontruksi besi maka ada kesempatan besar untuk mendirikan bengkel kontruksi besi sendiri. Permasalahan yang dihadapai mitra dua aspek utama yaitu permasalahan produksi dan permasalahan manajemen adalah masalah proses pembengkokan kontruksi besi yang kurang bermutu da membutukan waktu lama. Hal ini disebabkan oleh peralatan yang digunakan untuk membengkokan masih bersifat manual sehingga hasilnya kurang berfungsi maksimal.

Dengan peralatan yang ada kualitas maupun produktifitas hasil pembuatan kontruksi besi masih kurang bagus, Masih menggunakan sistem pemasaran konvensional dengan menawarkan dari kota ke kota atau sistem door to door dan mouth to mouth atau dari tetangga ke tetangga yang lain desa. Cara ini sangat membutuhkan waktu banyak dan tidak efektif. Luaran dan solusi dari program ini adalah menghasilkan alat Roll Pipa Besi dengan kualitas hasil yang lebih baik sehingga IRT kontruksi besi lebih berkembang dan memiliki segmentasi pasar yang lebih luas, menghasilkan alat pengebor besi yang dapat digunakan untuk membor kontruksi besi dengan cepat sehingga bentuk produksi kontruksi besi yang dihasilkan lebih bagus dalam proses produksi, menghasilkan sistem pengelolaan keuangan dan pemasaran sehingga semua transaksi dapat tercatat dan teranalisa dengan baik.

Kata Kunci : besi, kontruksi, produksi, pagar, harga kanopi, pipa

PENDAHULUAN

Kebutuhan beberapa bangunan rumah layaknya sebuah perumahan pastinya mengandalkan jasa kontruksi besi untuk pembuatan kanopi, pagar besi ataupun pintu rolling door yang digunakan untuk garasi rumah bahkan juga pembuatan terali jendela dan pintu, belum lagi jasa pembuatan awning baik untuk besar maupun ukuran kecil.

Oleh karena itu peluang usaha kerjasama kontruksi besi memang tidak dapat dipandang sebelah mata mengingat potensinya yang bisa dikatakan potensial, apalagi untuk anda yang ahli di bidang kontruksi besi maka ada kesempatan besar untuk mendirikan bengkel kontruksi besi sendiri.Akan tetapi kebanyakan seorang ahli kontruksi besi kurang bisa berkembang karena terbentur kurangnya modal untuk mengembangkan keahlian tersebut. Oleh sebab itu menjalin kerja sama dengan seorang pemilik modal dapat menjadi alternatif solusi yang paling tepat.

Kelurahan Mojolangu kota Malang merupakan wilayah kecil dengan sedikit usaha kontruksi besinya. Sebagian masyarakat menggantungkan hidupnya dari jenis usaha kontruksi besi ini. Pada wilayah tersebut terdapat lebih dari 5 Industri Rumah Tangga (IRT) yang mana rata-rata setiap IRT mampu memperkerjakan 1 sampai 2 orang tenaga kerja.Ternyata keberadaan IRTusaha kontruksi besi ini mampu sedikit menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu keberadaannya perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar mempunyai posisi yang lebih kuat untuk ikut membangun perekonomian bangsa.

Rencana usulan kegiatan PKM yang akan dilakukan oleh Tim pengusul diarahkan untuk memberikan solusi alternatif terhadap beberapa permasalahan yang dihadapi oleh IRT kontruksi besi kelurahan mojolangu agar dapat berkembang dan mampu bersaing dengan industri-industri besar kontruksi besi lainnya di kota malang.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Tim pengusul terhadap kondisi 2 mitra IRT kontruksi besi di kelurahan Mojolangu kota Malang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dua IRT yang diidentifikasi kondisi eksistingnya adalah :
3) Industri Rumah Tangga (IRT)Kontruksi Besi“Sudimoro”
Pemilik sekaligus pimpinan IRT :Cipto
Alamat : Jalan Sudimoro No. 1 RT.3 RW05 Kel. Mojolangu Malang
4) Industri Rumah Tangga (IRT) Kontruksi Besi“Mandiri”
Pemilik sekaligus pimpinan IRT :Tulus
Alamat : Jalan Sudimoro No. 6 RT.6 RW05 Kel. Mojolangu Malang

Kerangka Konseptual

Kerangka produksi IRT kontruksi besi rata-rata dapat memproses 1-0.5 besi untuk IRT “Maestro” dan 0.5 besi untuk IRT “Sinar Mulia”. Jumlah bahan baku besi yang diproses setiap hari sangat bervariasi dan tidak bisa diprediksi secara pasti

karena proses akhir pembuatan kontruksi besi tergantung pada kondisi bahan baku besi yang ada.
Tenaga kerja yang terlibat selama proses produksi adalah 1 orang pada IRT "Maestro" dan untuk IRT “Sinar Mulia” masih dikerjakan sendiri oleh pemilik. Proses produksi pada masing-masing IRT kontruksi besi memiliki kemiripan. Alur produksi kontruksi besi dijelaskan sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran di lokasi pembuatan pagar besi.
2. Desainlah sedetail mungkin mulai dari ukuran,jumlah dan jenis yang digunakan.
3. Persiapkan sekaligus dengan teknik pemasangannya
4. Agar lebih efisien, buatlah desain dengan ukuran potongan bahan pagar berkelipatan 3 atau 4 dalam pemotongan
5. Potonglah besi sesuai ukuran yang dikehendaki dalam desain dengan memakai iron cutter
6. Agar lebih terlihat unik,dapat ditambahkan aksen eksetis berupa bentuk-bentuk bunga, daun dan siliu-silur
7. Level bawah pintu harus sudah ditetapkan sejak awal agar pintu dapat menggantung denga tepat berada pada kedudukan pintu
8. Sebelum aktifitas finishing sebaiknya engsel-engsel di check terlebih dahulu agar berfungsi dengan baik
9. Sebelum mengecat besi,besi terlebih dahulu dibersihkan dari karat dengan menghampelas atau menyikat, agar pagar lebih awet dan tidak mudah berkarat.
10. Sesudah dibersihkan, bahan pagar harus diberi lapisan dasar untuk menutupi pori-pori besi agar terbebas dari uap air serta penghalus permukaan. Fungsi utama bahan dasar adalah agar cat dapat menempel dengan rata.
11. Terakhir adalah pengecatan, pilihlah merk cat yang sama. Lakukan pengecatan dengan merata satu arah kuas atau dengan menggunakan semprot dan diulang hingga kurang lebih tiga kali agar merata.

BESIProses Pemilihan Besi yang sesuai pesanan
Pengukuran area kontruksi besi
Desain ukuran, jumlah dan jenis kontruksi besi
Pemotongan kontruksi besi sesuai ukuran dikehendaki Kontruksi Besi yang Terbentuk
1. Aksen eksetis/motif
2. Hampelas Besi
3. Lapisan dasar besi
4. Pengecatan besi
MANAJEMEN
1. Pembukuan
2. Kendali Mutu
Bentuk bunga, daun
dan silur-silur
Untuk Menutup
pori-pori besi
Pemilihan Jenis Besi:
1. Bulat
2. segiempat
3. crom
4. dll
PEMASARAN